قَالَ النَّبِيِّ ﷺ: مَا بَعَثَ اللَّه نَبِيًّا إِلا رَعَى الْغَنَمَ، فَقَال
أَصْحابُه: وَأَنْتَ؟ قَالَ: نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلى قَرارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah
Allah mengutus seorang nabi kecuali ia menggembala kambing”. Shahabat
bertanya: apakah engkau juga demikian?. Rasulullah menjawab: “Iya,
dulu aku menggembala kambing milik orang Makkah dengan upah beberapa qirath[1]”.
Dalam Sunan Ibnu
Majah[2], salah
satu perawi hadist; Suwaid bin Said menyebut: Setiap kambing dengan upah satu qirath.
Berapakah satu qirath?,
Ibnu Hajar menyebut bahwa kalimat ini memiliki dua makna: 1) Nama salah satu
tempat di Makkah, 2) Sebagian dinar atau dirham[3].
Maksud hadist ini adalah yang
pertama, karena penduduk Makkah tidak mengenal tempat tersebut[4].
Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri, seorang alim Sirah Nabawiyah yang tersohor dari India
menawarkan perkiraan modern dari qirath ini bahwa nilainya sepadan
dengan seperduapuluh atau seperduapuluhempat dinar, atau sekitar 10 riyal Saudi
masa kini[5]. Penulis
belum mengetahui tahun berapa al-Mubarakfuri menuliskan buku ini sehingga bisa
diperkirakan nilai tukar Saudi masa itu, namun jika diperkirakan kasar dengan
nilai tukar Riyal terhadap Rupiah sekarang yang berkisar sekitar 4.000 Rupiah
maka diperkirakan upah yang didapatkan sekitar 40.000 Rupiah saja, suatu jumlah
yang tidak seberapa pada masa kini.
Ibnu Hajar menjelaskan
bahwa hikmah para nabi yang menggembala kambing akan menjadi persiapan sebelum
mengurus umat, karena pekerjaan ini mewariskan sikap hilm dan penyayang,
karena mereka bersabar mengumpulkan kawanan, memindahkan dari satu tempat gembalaan
ke tempat lain, menjaga mereka dari bahaya hewan buas dan pencuri, tahu
perbedaan tabiat, tahu mudahnya mereka terpencar meski mereka lemah, dan tahu
perlunya mereka akan penjagaan yang kesemuanya akan menjadikan para nabi sabar
menghadapi umat...[6].
Mengapa kambing
yang disebut dan bukan yang lain?
1) Karena kambing
lebih lemah dibanding yang lain[7].
2) Karena kambing secara
kebiasaan umum lebih banyak terpencar dibanding unta dan sapi karena keduanya
mungkin diikat[8].
Ibnu Hajar di sisi
lain menyebutkan faidah keterangan Rasulullah ini padahal ia adalah manusia
termulia sejagat yang menunjukkan besarnya tawadhu Rasulullah, dan pengakuannya
akan nikmat Allah kepadanya dan saudaranya sesama nabi[9].
Wallahua’lam.
Ngangkruk, 16 Dzulhijjah 1440 H/16
Agustus 2019 M 22.58 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar