Jumat, 16 Agustus 2019

Hikmah Mengapa Para Nabi Menggembala Kambing




قَالَ النَّبِيِّ : مَا بَعَثَ اللَّه نَبِيًّا إِلا رَعَى الْغَنَمَ، فَقَال أَصْحابُه: وَأَنْتَ؟ قَالَ: نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلى قَرارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ
Rasulullah bersabda: “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali ia menggembala kambing”. Shahabat bertanya: apakah engkau juga demikian?. Rasulullah menjawab: “Iya, dulu aku menggembala kambing milik orang Makkah dengan upah beberapa qirath[1]”.
Dalam Sunan Ibnu Majah[2], salah satu perawi hadist; Suwaid bin Said menyebut: Setiap kambing dengan upah satu qirath.
Berapakah satu qirath?, Ibnu Hajar menyebut bahwa kalimat ini memiliki dua makna: 1) Nama salah satu tempat di Makkah, 2) Sebagian dinar atau dirham[3].  Maksud hadist ini adalah yang pertama, karena penduduk Makkah tidak mengenal tempat tersebut[4].
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, seorang alim Sirah Nabawiyah yang tersohor dari India menawarkan perkiraan modern dari qirath ini bahwa nilainya sepadan dengan seperduapuluh atau seperduapuluhempat dinar, atau sekitar 10 riyal Saudi masa kini[5]. Penulis belum mengetahui tahun berapa al-Mubarakfuri menuliskan buku ini sehingga bisa diperkirakan nilai tukar Saudi masa itu, namun jika diperkirakan kasar dengan nilai tukar Riyal terhadap Rupiah sekarang yang berkisar sekitar 4.000 Rupiah maka diperkirakan upah yang didapatkan sekitar 40.000 Rupiah saja, suatu jumlah yang tidak seberapa pada masa kini.
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa hikmah para nabi yang menggembala kambing akan menjadi persiapan sebelum mengurus umat, karena pekerjaan ini mewariskan sikap hilm dan penyayang, karena mereka bersabar mengumpulkan kawanan, memindahkan dari satu tempat gembalaan ke tempat lain, menjaga mereka dari bahaya hewan buas dan pencuri, tahu perbedaan tabiat, tahu mudahnya mereka terpencar meski mereka lemah, dan tahu perlunya mereka akan penjagaan yang kesemuanya akan menjadikan para nabi sabar menghadapi umat...[6].
Mengapa kambing yang disebut dan bukan yang lain?
1) Karena kambing lebih lemah dibanding yang lain[7].
2) Karena kambing secara kebiasaan umum lebih banyak terpencar dibanding unta dan sapi karena keduanya mungkin diikat[8].
Ibnu Hajar di sisi lain menyebutkan faidah keterangan Rasulullah ini padahal ia adalah manusia termulia sejagat yang menunjukkan besarnya tawadhu Rasulullah, dan pengakuannya akan nikmat Allah kepadanya dan saudaranya sesama nabi[9].
Wallahua’lam.
Ngangkruk, 16 Dzulhijjah 1440 H/16 Agustus 2019 M 22.58 WIB.



                [1] Hadist (2262) dari Abu Hurairah.
                [2] Hadist (2149) dari Abu Hurairah.
                [3] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.
                [4] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.
                [5] Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Raudlatul Anwar, hlm. 13.
                [6] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.
                [7] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.
                [8] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.
                [9] Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/28.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Al-Mizzi, Ibnu Taimiyah dan Penjara Ibnu Hajar mengisahkan dalam biografi al-Mizzi bahwa ia pernah mengalami cobaan dengan dipenjara, perist...