Senin, 19 Agustus 2019

Islam, Kertas dan Buku


Manuskrip Gharib al-Hadist karya Abu Ubaid Qasim bin Sallam. Gambar: muslimheritage 




Inovasi kertas umat Islam
H. S. Williams dalam The Historians History of The World[1] mengatakan:
“It was the same with the paper: the invention of paper opened up anew era for civilization. The diffusion of cheap books and the popularization of learning and printing have became possible only since the Arabs replace the parchment of the ancient world and the silk paper if the Chinese by ordinary paper such as we know it today. In the thirteenth century Arabian paper was used at Castille, whence it penetrated into France, Italy, England, and Germany”.  
“sama saja dengan kertas, penemuan kertas membuka era peradaban baru. Tersebarnya buku murah dan populernya pembelajaran dan percetakan hanya menjadi mungkin sejak bangsa Arab menggantikan perkamen[2] dari jaman kuno dan kertas sutra ala Cina dengan kertas biasa yang kita kenal sekarang. Pada abad XIII Masehi ‘kertas Arab’ sudah digunakan di Castilla[3], kemudian masuk ke Perancis, Italia, Inggris, dan Jerman”. 

Seberapa besar pentingnya penemuan ini?
L. S Stavrianos dalam The World to 1500[4] mengatakan:
“The value of paper is evident in the fact that to produce one copy of the Bible on parchment, the skins of no less than three hundred sheep would be required”.
“Nilai kertas terlihat pada fakta bahwa untuk membuat satu eksemplar Bibel/Injil dengan perkamen, dibutuhkan paling tidak 300 domba”

Ide munculnya buku
Joe Carmichael dalam A Study in Ethnic Identity, The Shaping of The Arabs[5] mengatakan:
“When the Arabs come out of desert, the very idea of book was unknown to them. Since time immemorial the spoken word, in oral transmission and in recitation, was the only recognized type of publication. But as they come to the contact with the other cultures they came upon the idea of a book-a physical object-, a cluster of pages bound together with a title and subject, a beginning and a ending later supplemented by ornamentations of various kinds and bindings on which great ingenuity and artistry was exercised. The process that quickly began among the Muslims and, as the scope and extent of literary production increased, culminated in a book is based on the classical idea; this process was accelerated still further when paper, a Chinese invention, was brought in via Central Asia in the eight century. In capsule from this anticipated the later effects of the inventions of printing in the West, since paper made it possible to produce more books far more cheaply, and fitted in with the expansion of learning in the Islamic Empire”.
“Ketika bangsa Arab keluar dari wilayahnya gurun pasirnya, ide awal adanya buku belum mereka kenal. Sejak masa yang tidak bisa diingat dari dunia bicara, bentuk publikasi yang dikenal hanyalah transmisi lisan dan pembacaan/hafalan saja. Sejak mereka memiliki hubungan dengan kebudayaan lain munculluh ide adanya buku –berupa obyek fisik-, berupa kumpulan dari beberapa halaman yang digabung dengan memiliki judul dan isi, bagian awal dan bagian akhir yang kemudian ditambahkan ornamen beranekaragam dan jilid/sampul yang memerlukan kelihaian dan seni tertentu. Proses yang begitu cepat pada umat Islam dan cakupan karya ilmiah yang meluas akhirnya memuncak dalam bentuk buku fisik berdasar ide klasik; proses ini semakin dipercepat dengan ketika kertas, penemuan Cina berhasil dibawa via Asia Tengah pada abad VIII Masehi. Intinya, aktifitas ini mengawali dampak selanjutnya dari penemuan percetakan di Barat, karena kertas memungkinkan memproduksi lebih banyak buku dengan harga lebih murah, dan sesuai dengan meluasnya gerakan ilmiah di Kerajaan Islam”.      

Wallahua’lam.
Diadaptasi dari buku Dr. Mohammed Abu Hasan dalam The Role of Arabic-Islamic Civilization in The Making Of Western Civilization, (Amman: Departemen Kebudayaan Jordania, Cet. 1, 2008 M), hlm. 51-52.
 



                [1] Hlm. 274.
                [2] Kertas kulit.
                [3] Salah satu nama daerah yang terletak di bagian Utara Spanyol sekarang.
                [4] Hlm. 240.
                [5] Hlm. 170.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Al-Mizzi, Ibnu Taimiyah dan Penjara Ibnu Hajar mengisahkan dalam biografi al-Mizzi bahwa ia pernah mengalami cobaan dengan dipenjara, perist...