Sundial warisan Turki Usmani. khazanah republika
H. S. Williams
dalam The Historians History of The World[1] mengatakan:
“With regard to the compass, nothing proves that
Chinese used it for navigation, while we find the Arabs using it in the
eleventh century, not only for sea voyage, but ini caravan journeys trough the
desert, and to determine the azimuth of the Kiblah, that is direction of the
Moslem oratories towards Mecca. To the Muslims we owe the introduction into the
West of the mariner’s compass, which was indispensable to the mastery of ocean.
The Muslims knew of the compass about two centuries before the voyages of
Colombus. The Christian Navigators knew the compass by the late twelfth or
early thirteenth century”.
Terjemahan bebasnya:
“Terkait
kompas, tidak ada fakta yang mebuktikan bahwa bangsa China telah menggunakannya
sebagai alat navigasi, sedangkan data yang didapat justru menunjukkan bahwa
bangsa Arab telah menggunakannya pada abad XI Masehi, tidak hanya untuk penjelajahan
laut, bahkan kompas dimanfaatkan untuk perjalanan dengan caravan di padang
pasir. Kompas juga digunakan untuk menentukan arah kiblat, arah shalat Muslim
yang menghadap Makkah. Kita berutang kepada Muslim dengan mengenalkan Barat kompas
laut yang tidak bisa tergantikan untuk mengetahui jalur laut. Muslim sudah
mengenal kompas sekitar dua abad sebelum penjelahan samuderanya Colombus. Para
navigator Kristen baru mengetahui kompas sekitar akhir abad XII atau awal abad
XIII Masehi”.
Al-Matwi menambahkan bahwa
kompas yang dalam Bahasa Arab disebut dengan Buslah (بُصلَة) merupakan bukti pengaruh besar peradaban Islam
terhadap peradaban Barat yang masuk melalui jalur Perang Salib[2].
Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar